Pages

Minggu, 22 April 2012

INFO MALANG TEMPOE DOELOE

Jadwal Pendaftaran Peserta Stand Festival Malang Kembali VII


No. Tanggal Kegiatan
1. 11-22 April 2012 Pengambilan Formulir
2. 14-22 April 2012 Pengembalian Formulir dan Interview
3. 22-28 April 2012 Seleksi
4. 29 April 2012 Pengumuman
5. 24-27 Mei 2012 Acara “MALANG KEMBALI VII 2012

Jadwal Acara Festival Malang Kembali VII 2012

Denah Festival Malang Kembali VII 2012
Denah Festival Malang Kembali VII 2012

Informasi Lebih Lanjut dapat menghubungi:

Rumah Makan Inggil
Jl. Gajahmada 4 Malang
Telp. (0341) 332110

Penyelenggara

Print Print

Malang Kembali VII Banjir Pendaftar

12 April 2012 Oleh  
Diarsip dalam Artikel, Fitur, Seni Budaya dan Pariwisata
Klojen, MC - Keuntungan super besar yang didapat saat berdagang di Malang Tempo Doeloe 2012 nampaknya membuat para pedagang di Kota Malang sudah tidak sabar ikut ambil bagian. Terbukti meski pendaftaran untuk bisa tampil di event tahunan ini baru dibuka, peserta yang mendaftar rela antri, di Jl Gajahmada, Kota Malang, Rabu (11/4).
Para pendaftar ikut Pameran Malang Kembali VII
Meski satu stand di Malang Kembali VII dijual dengan harga tinggi, Rp 750.000 dan Rp 1.200.000 untuk ukuran stand yang hanya berukuran 3×3 m masyarakat tetap tidak peduli. Sejak pendaftaran dimulai pagi hari hingga sore, para peminat yang ingin ambil bagian begitu sabar mendaftar dengan membeli formulir Rp 25.000.
Kepela Keamanan Malang Kembali VII, Hariadi mengungkapkan malang kembali VII dipastikan akan digelar 24-27 Mei 2012 dan pendaftaranya sudag dimulai saat ini. Pendaftaran akan dititup 22 April 2012, 14 April yang akan datang pengembalian formulir.
“Seiring sukses Malang Kembali sebelumnya saat ini pendaftar yang ingin ikut memang semakin meningkat, namun sesuai dengan kapasitasnya yang diterima nanti hanya 600 sesuai stand yang ada,” jelas Hariadi, Rabu (11/4).
Menurut Hariadi, dalam Malang Kembali VII nanti stand dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya pasar paing untuk kain dan batik, pasar kliwon untuk barang antik, pasar legi untuk jajanan pasar wage untuk barang antik dan jasa. Dari pengalaman sebelumnya, peserta yang mendaftar ada sebanyak 1.400 orang, namun untuk bisa tampil nantinya dipilih para peserta yang mampu tampil sesuai dengan tema yang diangkat.
Yusuf Khoiron salah satu penjual, mengungkapkan berdagang di Malang Kembali memang sangat menguntungkan, terutama Malang Kembali I, II, dan III. Untuk Malang kembali ke IV, V, dan VI keuntungannya menurun, sebab banyak peserta yang sudah meniru apa yang dia buat sehingga persaingan semakin ketat.
“Ada gulali, ada krupuk pasir dan ada Arbanat produksi saya. Meski keuntungan agak menurun, saya tetap ingin ikut di Malang Kembali VII sebab kalau dibandingkan berjualan pada hari-hari biasa keuntungan masih lebih banyak,” terang Yusuf. (cah/dmb)
Print Print

Museum Akan Ada Di MTD

22 Maret 2012 Oleh  
Diarsip dalam Fitur, Serba Serbi
Klojen, MC - Malang Tempo Doeloe (MTD) merupakan salah satu agenda kota Malang setiap bulan April. Hal ini sekaligus memperingati HUT Kota Malang dalam setiap tahunnnya. Untuk penyelenggaraan MTD pada April mendatang akan ada hal berbeda dari gelaran-gelaran sebelumnya. Pengunjung MTD akan disuguhi satu lagi hiburan dan sarana belajar berupa museum.
Salah satu sudut penyelenggaraan MTD tahun lalu (2011)
Satu museum baru yang dikelola swasta segera menambah keberadaan museum yang ada di Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu). Awal April ini, ditargetkan beroperasi museum Malang Tempo Doeloe (MTD). Dwi Cahyono, selaku Ketua Yayasan Inggil dan juga penggagas MTD, Rabu (21/03) mengatakan, saat ini masih dilakukan pengerjaan pembangunan museum dan awal April ini resmi mulai beroperasi.
Ketua Yayasan Inggil, Dwi Cahyono
Cahyono menambahkan, museum MTD ini sudah dirintis sejak 10 tahun silam, dan nantinya bisa menjadi museum yang representatif untuk memahami sejarah perkembangan Malang. Museum MTD itu berada di rumah kuno yang dibangun era kolonialisme. Rumah kuno milik Pemkot Malang yang berdekatan dengan Balai Kota Malang itu direnovasi menjadi 20 ruang pamer museum.
Menurut Cahyono, penggunaan rumah kuno tentu atas seizin pemkot selaku pemilik, tapi untuk membangun, sepenuhnya menggunakan dana pribadi. “Museum MTD dibangun berkonsep sesuai urutan waktu sejarah Kota Malang. Mulai zaman purbakala, penemuan pertama pondasi kota pada 1716 oleh Pemerintah Hindia Belanda, zaman revolusi 1945-1949, hingga sekarang,” paparnya.
Museum memamerkan sejumlah barang koleksi. Tidak hanya itu, nantinya pengelola juga mengizinkan pengunjung untuk berpose bersama barang koleksi. Selain itu, dijadwalkan pemutaran film dokudrama tentang sejarah Malang di ruang kaleidoskop.
“Kami berupaya menghilangkan kesan angker yang ada dalam museum. Selain itu juga terkesan lebih ramah,” sambung Cahyono.
Sekedar diketahui, saat ini jumlah museum di Kota Malang hanya ada dua museum. Pertama, Museum Brawijaya di Jalan Besar Ijen 25 yang dikelola Kodam V/Brawijaya. Kemudian Museum Bentoel di Jalan Wiromargo 32, di kawasan Pecinan. Museum ini memang didedikasikan untuk mengabadikan sejarah berdirinya pabrik rokok Bentoel milik keluarga Ong Hok Liong. Museum yang lain adalah Museum Satwa di Kota Batu, dan Museum Zoologi Frater Vianney di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Cahyono menegaskan, keberadaan museum sangat penting bagi sebuah kota, terlebih bagi sebuah kota pendidikan seperti Malang. “Idealnya Malang Raya punya tiga museum. Harusnya juga ada museum kesenian seperti sejarah topeng dan batik Malangan. Selain untuk tujuan kunjungan wisata, dengan museum itu juga akan menjadi sarana pembelajaran bagi generasi bangsa kita untuk menggali sejarah tentang berbagai hal sesuai dengan yang ada saat ini ,” imbuhnya. (say/dmb)

0 komentar:

Posting Komentar